Bagikan

Catat Ya Smart Mom, Ini Tanda Anak Alami Emotional Eating

Diupload pada 9 November 2018, 03:49 AM Smart Parenting
Catat Ya Smart Mom, Ini Tanda Anak Alami Emotional Eating

Makan demi menyamankan diri (bukan karena lapar) atau yang dikenal sebagai emotional eating, ternyata tidak hanya dialami oleh orang dewasa saja, anak-anak pun bisa mengalaminya. Sama seperti orang dewasa, mereka biasanya akan mengalami emotional eating saat sedang merasa stres.

Menurut Dr Fran Walfish, Psikoterapis keluarga, sekaligus penulis buku The Self-Aware Parent, emotional eating merupakan hal perlu diwaspadai karena bisa memberikan banyak efek buruk bagi anak, salah satunya menyebabkan obesitas.

Selain itu, emotional eating bisa menyebabkan Si Kecil hanya memilih makanan tertentu. Parahnya lagi, sejauh pengamatannya, Dr Fran menyebut jika kebanyakan anak yang mengalami emotional eating cenderung lebih memilih makanan tidak sehat, seperti es krim, burger, permen dan lainnya.

Bagaimana gejala anak alami emotional eating?

Untuk melihat apakah Si Kecil mengalami emotional eating atau tidak, Smart Mom perlu jeli dalam melihat setiap perubahan yang terjadi pada anak. Biasanya, anak yang mengalami emotional eating akan meminta makan saat dirinya sedang cemas, takut, sedih, atau marah.

Emotional eating pun cenderung ditunjukkan dengan cara perilaku menarik diri, makan berlebihan tapi tidak terlihat ceria atau menikmati makanannya (bahkan saat disajikan makanan favoritnya), dan terkadang Si Kecil pun akan makan dengan tatapan kosong.

Jika hal ini terjadi, Dr Fran menyarankan Smart Mom agar tidak memarahinya. Justru sebaliknya, Smart Mom harus berbicara dengannya, dan tanyakan apa yang membuatnya terlihat tidak ceria.

Penting untuk diingat, Smart Mom harus fokus kepada perilakunya, bukan kepada jumlah porsi makanannya. Hal ini dilakukan agar Si Kecil tidak menyangka jika Smart Mom tidak suka dia makan banyak, atau ada kesan melarang menghabiskan makanan.

Kemudian sediakan pilihan makanan sehat, seperti buah-buahan, olahan susu, atau biskuit gandum agar anak secara perlahan bisa lepas dari gangguan emotional eating ini.

Penelitian yang diterbitkan dalam The American Journal of Clinical Nutrition, emotional eating bukan berarti Si Kecil tidak punya kemauan untuk menyelesaikan masalahnya, tapi kebiasaan ini bisa terbentuk dan dibawa sampai dewasa karena pembiaran.

Jika terlihat sudah sangat parah, Smart Mom sebaiknya ajak Si Kecil untuk berkonsultasi dengan dokter, atau pakar psikologi anak. Selamat mencoba!


Kami menggunakan cookies untuk meningkatkan pengalaman Anda pada situs web kami, mempersonalisasi konten dan iklan, serta untuk menganalisis lalu lintas kami. Kami juga membagikan informasi tentang penggunaan Anda atas situs web kami dengan mitra periklanan dan analitik kami, yang dapat menggabungkannya dengan informasi lain yang telah Anda berikan kepada mereka atau yang telah mereka kumpulkan dari penggunaan Anda atas layanan mereka. Anda dapat menonaktifkan ini dengan mengubah pengaturan browser Anda, tetapi ini dapat memengaruhi fungsi situs web.

Dengan menggunakan situs web kami dan mengklik Accept, Anda menyetujui penggunaan cookies dan informasi pribadi sebagaimana diatur dalam Kebijakan Cookie kami.

Tolak Cookies Terima Cookies