Bagikan

Pengalaman Dan Tips Smart Mom Sartiyah Berlibur Di Pantai

Diupload pada 14 September 2017, 04:34 AM Smart Life
Pengalaman Dan Tips Smart Mom Sartiyah Berlibur Di Pantai

Ini adalah cerita pengalaman saya dengan anak-anak dan keponakan saya. Awalnya saya tak tahu akan berlibur sehabis lebaran tahun lalu ke sini, karena tiba-tiba keponakan saya, Faiq, Dede dan Humam, anak-anak dari kakak saya, datang ke rumah saya tanpa mengabari terlebih dahulu. Kedatangan mereka tersebut adalah ingin mengunjungi sebuah objek wisata.

"Mau ke Pantai Lampon, Tante. Pinjam kamera, dong," ucap mereka ketika tiba di rumah. Tetapi saya justru terkejut mendengar nama pantai tersebut. Sudah lama saya tinggal di kota Kebumen, tetapi saya baru tahu ada objek wisata bernama Pantai Lampon. Saya pun berpikir, daripada di rumah dan menjadi bosan dan anak-anak juga sedang tidak ada kegiatan, lebih baik saya bersama kedua anak saya, Zafin dan Zaskia memanfaatkan hari Minggu untuk melepas kepenatan yang sehari-hari masih berkecimpung di sekolah sebagai seorang guru.

Jam 10.00 setelah siap-siap kami berangkat dari rumah menggunakan dua motor yang akan menempuh jarak sekitar 20 km dengan jalan yang bisa dibilang sangat ekstrim untuk ukuran orang yang biasa tinggal di tanah datar, dengan aspal yang naik turun bukit. Memang Pantai Lampon sendiri adalah pantai yang dikelilingi oleh bukit-bukit. Perjalanan sudah memakan waktu sekitar 1 jam dan kami mencapai Desa Pasir dengan jalan yang sedikit ekstrim. Di situ kami bertanya pada orang yang tinggal di daerah desa Pasir. Setelah diarahkan menuju pantai, alangkah terkejutnya saya, karena jalan yang harus kami lalui ternyata lebih ekstrim dari jalan yang dilalui sebelumnya.

Satu-satunya jalan menuju pantai mencapai kemiringan 45 derajat dan belum dilapisi aspal. Seluruh jalan diisi oleh batu-batu kapur. "Astaga! Kuat tidak motor ini?," pikirku dalam hati. Tetapi rasa keingintahuan akan pantai yang kami tuju semakin membesar. Kami nekat saja untuk meneruskan perjalanan ini. Suatu perjuangan sekali untuk menuju tempat yang sangat indah memang sungguh seperti filosofi hidup: "Untuk mencapai kesuksesan tidaklah mudah butuh proses dan dan daya juang yang sangat tinggi".

Sempat terjadi suatu insiden terhadap keponakan saya, dia terjatuh saat menaiki jalan yang sangat ekstrim itu. Untunglah ada orang sekitar yang menolongnya. Motor kami parkir di atas, di samping warung yang sehari-hari memang berjualan di situ untuk para pekerja yang umumnya orang-orang daerah Pasir yang bekerja sebagai petani hutan. Belum ada pengelolaan dari pemerintah Kebumen sendiri, karena lokasinya yang jauh dan cukup sulit untuk dijangkau. Hingga saat ini daerah tersebut dikelola oleh masyarakat daerah Pasir sendiri.

Setelah kami kira “perjuangan” telah berakhir, ternyata masih ada tantangan tersendiri. Kami masih harus berjalan menuju pantai melalui bukit-bukit. Ini benar-benar sebuah perjuangan berat, hingga sempat saya berpikir untuk menyerah saja. Tetapi anak saya yang masih kecil dan keponakan-keponakannya tampak terus bersemangat ingin mengetahui pantai ini. Berbekal nyali dan niat yang besar, kami lanjutkan naik turun bukit demi Pantai Lampon.

Sekitar sepuluh menit berjalan dengan nafas terengah-engah, akhirnya kami tiba di Pantai Lampon. Perjuangan kami tak sia-sia. Kami disuguhi sebuah pemandangan yang sungguh sangat menakjubkan. Saya baru pertama kali dan baru tahu ternyata ada sebuah surga tersembunyi di kota sendiri. Sungguh perjuangan yang sangat-sangat melelahkan, tetapi dibayar dengan hasil yang setimpal. Mata kami disuguhi pemandangan yang begitu menakjubkan. Desiran angin yang syahdu dan pantai dikelilingi bukit-bukit yang mempesona sejauh mata memandang. Inilah keindahan Pantai yang tersembunyi dan tak banyak orang yang tahu Pantai Lampon. 

Kegiatan saya, anak-anak saya dan keponakan di pantai bermain pasir dan piknik di sana sembari menikmati keindahan yang menyegarkan mata dan pikiran. Tetapi yang namanya anak-anak pastilah kalau diajak bermain pastilah akan membuat baju menjadi kotor dan bau, apalagi saat ini kami harus naik-turun bukit. Oleh karena itu, tidak lupa saya selalu pakai ATTACK Auto Liquid untuk menjaga kualitas pakaian dan juga mencegah dari bakteri sama bau apek.

Itulah cerita saya dan pengalaman yang takkan pernah terlupakan. :)

Tips selama liburan lebaran :

  • Rundingkan atau musyawarahkan tempat yang asik untuk berlibur bersama keluarga tercinta.
  • Tetap waspada terhadap anak-anak kita sendiri selalu awasi jangan lengah dari pantauan kita sebagai orang tua, sudah banyak diberita hal buruk yang menimpa anak-anak selama di tempat-tempat rekreasi saat musim liburan tiba. 

Khususnya liburan di pantai, jangan sampai anak-anak jauh dari kita apalagi sampai jauh ke tengah, biarkan mereka bermain pasir di bibir pantai dengan bahagia sesekali ajak untuk merasakan dinginnya air pantai.