Bagikan

Anak Harus Didik "Keras" Agar Berprestasi dan Kuat Mental, Benarkah Itu?

Diupload pada 8 November 2018, 05:22 AM Smart Parenting
Anak Harus Didik

Smart Mom mungkin pernah mendengar bagaimana kerasnya didikan orangtua zaman dulu. Agar bisa berprestasi dan kuat mentalnya, tidak jarang orangtua atau guru zaman dulu akan membentak, mencubit, dan bahkan melayangkan pukulan.

Benarkah didikan keras bisa bikin anak berprestasi dan kuat mentalnya?

Beberapa budaya memang membenarkan pola pendidikan keras harus dilakukan demi membentuk karakter anak, termasuk membuat Si Kecil agar lebih berprestasi dan kuat mentalnya. Tapi hal ini tidak sejalan dengan beberapa hasil penelitian yang menyebut jika pola pendisiplinan yang paling efektif adalah disiplin positif, atau disiplin yang berfokus pada penguatan sisi positif. Dalam pola ini, Smart Mom akan fokus pada perilaku positif tanpa hukuman fisik.

Sementara itu, menurut penelitian yang dilakukan American Academy of Pediatrics, memberikan hukuman dengan kekerasan fisik atau verbal, seperti menampar, mencubit atau membentak, bukan cara efektif untuk mendisiplinkan anak, apalagi untuk membuatnya berprestasi.

Justru sebaliknya, anak yang dididik dengan cara keras justru lebih rentan stres, dan berisiko melakukan kekerasan pada anak lainnya (jadi pelaku bullying).

Psikolog pendidikan Mia Marissa Kumala, menjelaskan jika tiap anak lahir dengan kecerdasan bervariasi, ada yang memiliki kecerdasan logis-matematis, kecerdasan linguistik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan interpersonal, kecerdasan musikal, kecerdasan spesial, kecerdasan kinestetis dan kecerdasan naturalis.

Dengan kata lain, jika Si Kecil kurang cepat dalam menyerap pelajaran matematika, sebaiknya cek kembali prestasinya dalam bidang lain. Mungkin saja dia lebih berprestasi dalam bidang olahraga (kecerdasan kinestetis), atau justru dia merupakan calon musisi hebat (kecerdasan musikal).

Dengan memahami kecerdasan yang dimiliki Si Kecil, Smart Mom akan lebih mudah mengembangkannya, tanpa harus memaksanya, apalagi memberikan hukuman fisik yang justru bisa menimbulkan trauma masa kecil, yang bisa berdampak buruk bagi masa depannya.


Kami menggunakan cookies untuk meningkatkan pengalaman Anda pada situs web kami, mempersonalisasi konten dan iklan, serta untuk menganalisis lalu lintas kami. Kami juga membagikan informasi tentang penggunaan Anda atas situs web kami dengan mitra periklanan dan analitik kami, yang dapat menggabungkannya dengan informasi lain yang telah Anda berikan kepada mereka atau yang telah mereka kumpulkan dari penggunaan Anda atas layanan mereka. Anda dapat menonaktifkan ini dengan mengubah pengaturan browser Anda, tetapi ini dapat memengaruhi fungsi situs web.

Dengan menggunakan situs web kami dan mengklik Accept, Anda menyetujui penggunaan cookies dan informasi pribadi sebagaimana diatur dalam Kebijakan Cookie kami.

Tolak Cookies Terima Cookies