Bagikan

Beda Zaman, Beda Pola Pengasuhan, Smart Mom!

Diupload pada 2 October 2017, 06:56 AM Smart Parenting
Beda Zaman, Beda Pola Pengasuhan, Smart Mom!

Beda dulu beda sekarang, jika dulu pola asuh penuh dengan pamali alias tabu alias mitos, sekarang banyak orangtua yang lebih cenderung menerapkan pola asuh modern yang disarankan para pakar parenting atau lewat artikel yang banyak ditemukan dunia maya.

Pola asuh ini ada positifnya, tapi beberapa diantaranya ada pula dampak negatifnya. Smart Mom, berikut merupakan beberapa perbedaan pola asuh antara orangtua zaman sekarang dan zaman dulu, dilansir dalam Familyshare.

Media sosial berlebihan

Zaman dulu belum ada smartphone, apalagi sosial media. Kebanyakan orangtua akan lebih fokus kepada anak-anak dan mengurus keperluan keluarga lainnya. Alhasil, anak-anak pun lebih terperhatikan dan anak-anak pun cenderung lebih banyak main di luar dan melakukan aktivitas fisik.

Sekarang, orangtua lebih banyak beraktivitas dengan gadgetnya. Bahkan tak jarang, agar anak tidak rewel dan bisa tenang, orang tua sengaja menyediakan gadget untuk mereka. Anak-anak pun kini ikut-ikutan asyik dengan gadget, sehinga mereka cenderung pasif dan jarang melakukan aktivitas fisik.

Gaya komunikasi dua arah

Jika zaman dulu anak cenderung patuh dan hanya mendengarkan apa yang dibicarakan orangtuanya, saat ini banyak anak yang sudah mulai terbuka dan orangtuanya membebaskan mereka menyampaikan aspirasi. Bahkan keinginan orangtua terkadang kalah oleh keinginan anaknya.

Sebenarnya ini terlihat positif, tapi kalau berlebihan anak-anak bisa menjadi manja. Bahkan pikiran logis dan pertimbangan orangtua, akan kalah oleh keinginan emosional anak.

Khawatir berlebih

Khawatir jadi sifat kebanyakan orangtua yang tidak ingin anaknya terkena masalah. Tapi untuk pola asuh orangtua zaman sekarang, sepertinya sudah masuk dalam kategori khawatir berlebihan, seperti dilarang main ke luar dan lebih memilih membiarkan anak-anak diasuh gadget dan televisi.

Akibatnya, pola asuh ini akan membuat perkembangan kecerdasan sosial mereka sedikit terhambat, kurang bergerak dan rentan dengan obesitas.

Prestasi akademik

Orangtua zaman dulu lebih fokus kepada prestasi akademik. Contohnya, orangtua akan bangga saat anaknya berhasil jadi Sarjana. Tentu saja ini berkaitan dengan stigma masyarakat yang menyangka jiga gelar akan membuat anak mereka mendapat posisi pekerjaan yang lebih baik.

Sementara orangtua zaman sekarang, mereka lebih suka mendorong anaknya untuk berprestasi di segala bidang, termasuk olahraga dan seni.


Kami menggunakan cookies untuk meningkatkan pengalaman Anda pada situs web kami, mempersonalisasi konten dan iklan, serta untuk menganalisis lalu lintas kami. Kami juga membagikan informasi tentang penggunaan Anda atas situs web kami dengan mitra periklanan dan analitik kami, yang dapat menggabungkannya dengan informasi lain yang telah Anda berikan kepada mereka atau yang telah mereka kumpulkan dari penggunaan Anda atas layanan mereka. Anda dapat menonaktifkan ini dengan mengubah pengaturan browser Anda, tetapi ini dapat memengaruhi fungsi situs web.

Dengan menggunakan situs web kami dan mengklik Accept, Anda menyetujui penggunaan cookies dan informasi pribadi sebagaimana diatur dalam Kebijakan Cookie kami.

Tolak Cookies Terima Cookies