Kenalkan Balita Lebih dari Satu Bahasa Sebabkan Speech Delay, Benarkah?
Sebagai orangtua, Smart Mom pasti pengin si Kecil tumbuh tanpa mengalami hambatan, bukan? Salah satu kemampuan yang paling dinantikan orangtua adalah berbicara. Sehingga saat si Kecil mengalami speech delay, tak sedikit yang cemas dan mulai mencari faktor penyebabnya.
Nah, Smart Mom, ternyata ada satu pemicu yang tak disadari menyebabkan speech delay atau keterlambatan berbicara, yakni pengenalan dua bahasa sekaligus. Bagaimana bisa? Bukankan si Kecil dalam masa tumbuh kembangnya mampu menyerap informasi yang ada di sekitarnya?
Hubungan Bahasa dengan Speech Delay
Kasus speech delay umumnya terjadi saat perkembangan bahasa si Kecil secara signifikan ada di bawah normal anak-anak seusianya. Dengan kata lain, si Kecil belum memenuhi perkembangan bahasa berdasarkan umurnya. Lantas, apa hubungan antara speech delay dengan kebiasaan para orangtua mengajarkan dua bahasa atau bilingual kepada anak?
Menurut Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si., Psi, sebenarnya mengajarkan bahasa asing kepada si Kecil tak terlalu bermasalah. Kesalahan yang terjadi dan jarang disadari terletak pada kombinasi kata yang Smart Mom gunakan. Pasalnya, setiap bahasa punya sistematika berbeda yang bila digabungkan bakal membuat si Kecil bingung.
Sebagai contoh, Smart Mom menyebut bola besar sebagai bola big yang mana kombinasi dari bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris. Jika diteruskan, si Kecil tak tahu bahasa mana yang mesti digunakan hingga menyebabkan speech delay.
Anna menyarankan sebaiknya Smart Mom konsisten apabila sedang mengajarkan bahasa. Ajarkan si Kecil memakai satu bahasa terlebih dulu sampai dia mampu menguasainya, lalu lanjutkan ke bahasa berikutnya. Jadi saat Smart Mom tak sengaja mencampurkan bahasa, si Kecil bisa membedakannya.
Ada pun kiat-kiat sukses yang dapat Smart Mom terapkan untuk menghindari speech delay pada si Kecil yang sedang mempelajari bahasa, antara lain:
- Penggunaan yang konsisten. Seperti yang disinggung, ada baiknya Smart Mom konsisten memakai bahasa. Misalnya, Smart Mom yang bertugas menggunakan bahasa Indonesia, lalu pasangan yang memegang bahasa Inggris. Posisi bisa ditukar selama tetap konsisten;
- Perhatikan tempat. Mengajari si Kecil dengan bahasa asing perlu memperhatikan tempat juga. Sebagai contoh, bahasa Indonesia saat sedang berada di pertemuan keluarga.
- Membagi waktu atau membuat jadwal. Supaya pengajaran dua bahasa kepada si Kecil semakin efektif, buatlah jadwal harian. Sebagai contoh bahasa Indonesia dua kali sehari secara bergantian, lalu dilanjutkan dengan latihan bahasa Inggris.
Mudah-mudahan dengan tips di atas, Smart Mom dapat mencegah atau mengeluarkan si Kecil dari masalah speech delay. Dengan demikian, si Kecil mampu menguasai dua bahasa atau lebih secara maksimal dan tak mengganggu kemampuan bicaranya.