Mengajari Kelola Emosi, Bisa Bikin Si Kecil Sukses Lho!
Mengelola emosi memang cukup berat untuk dilakukan anak-anak. Pasalnya, di usianya seperti sekarang ini, anak-anak masih cenderung sulit meredam kemarahannya. Bahkan terkadang, saat lama ditahan, amarahnya bisa meledak menjadi tantrum yang tidak mengenal tempat dan waktu.
Padahal nih, menurut Dr Shimi Kang, psikiater dan penulis parenting dari Vancouver, Amerika, Emotional intelligence atau kecerdasan emosional merupakan hal yang sangat penting dimiliki Si Kecil, dan bisa jadi modal mereka untuk masa depannya.
Manfaat Kemampuan Emotional Intelligence
Menurut penelitian dari University College London, Inggris, emotional intelligence, termasuk kemampuan dalam mengendalikan emosi, sikap optimis, dan kebaikan hati nurani (empati), dapat membawa Si Kecil pada kebahagiaan, penuaan yang sehat, kekayaan, dan kesuksesan karir.
Selain itu, kemampuan untuk mengendalikan emosi pun akan membuat Si Kecil jadi anak yang disukai, tumbuh jadi pribadi yang pemaaf, dan yang paling penting, mereka akan terbebas kerugian yang disebabkan karena gagal mengendalikan emosi.
Misalnya, saat mereka ngambek dan membanting mainan. Bukankah mainan tersebut akan rusak? Jika anak mampu mengendalikan emosinya, tentu saja risiko mainan rusak karena dibanding bisa diminimalisir, bahkan dihilangkan.
Bagaimana cara mengajarkan Si Kecil mengelola emosi?
Sebenarnya ada banyak trik yang bisa Smart Mom pilih untuk mengajarkan anak mengelola emosi, salah satunya dengan trik mengabaikan. Dengan cara ini, anak akan bingung dengan perasaannya, dan Smart Mom bisa muncul untuk memberikan penjelasan terkait pengelolaan emosi.
Misalnya, saat Si Kecil tantrum, Smart Mom bisa mengabaikannya. Biarkan dia capek sendiri hingga tantrumnya berhenti. Setelah itu, jelaskan jika sikap yang dilakukannya bukan hal yang baik. Jelaskan juga bagaimana cara menyampaikan keinginan, tanpa harus tantrum.
Selain trik mengabaikan, ada pula trik mengalihkan perhatian. Contohnya, saat Si Kecil tantrum di atas tanah, Smart Mom bisa membisikkan kepadanya, “Nak, pindah yuk nangisnya jangan di sini. Kotor, nanti ada penyakit lho. Mendingan nangisnya pindah ke teras aja!”
Trik ini terlihat seperti mendukung sikap tantrum, bahkan memfasilitasinya. Padahal secara tidak langsung, trik ini akan membuat Smart Mom mengajarkan kepada Si Kecil jika menangis dan protes merupakan hal yang boleh dilakukan, tapi pastikan tempatnya harus sesuai.
Biasanya, setelah pindah tempat Si Kecil akan langsung tenang. Sangat jarang ada anak yang justru malah meneruskan tantrumnya. Nah, di sini Smart Mom bisa mulai memberikan pengertian, sama seperti yang dilakukan dengan trik mengabaikan di atas.
So Smart Mom, mari mengajarkan Si Kecil bagaimana mengelola emosi demi kesuksesannya.