Bagikan

Mengenal Penghambat Kemandirian Balita

Diupload pada 30 October 2019, 02:51 PM Smart Parenting
Mengenal Penghambat Kemandirian Balita

Sebagai orangtua, Smart Mom pasti menginginkan yang terbaik buat si Kecil. Berbagai hal dilakukan agar mereka tumbuh menjadi pribadi yang mandiri. Namun, tahukah Smart Mom kalau ada beberapa faktor yang berpotensi menghambat kemandirian si Kecil?

Orangtua dan kemandirian anak

Sebuah studi yang dilakukan Universitas Michigan, Inggris, mengungkapkan hasil mengejutkan: orangtua masih menjadi salah satu faktor utama yang menghalangi anak jadi mandiri. Sarah Clark yang tergabung dalam penelitian tersebut mengatakan tak sedikit orangtua yang terlalu ikut campur dalam tahapan perkembangan anak.

Dalam studinya tersebut, Sarah bersama para ilmuwan meneliti pola asuh yang melibatkan 877 orangtua di Inggris. Para partisipan adalah orangtua yang mempunyai setidaknya satu anak dengan rentang usia 14 sampai 18 tahun. 

Para peneliti lantas menyatakan 60% orangtua dari total partisipan mengakui kalau anak-anaknya tak mandiri. Sementara 24% partisipan mengungkapkan anak-anaknya kurang dewasa. Sekitar 22% responden mengatakan manajemen waktu buruk dan 14% tak cukup bertanggung jawab. Salah satu hal yang mengejutkan, kurang lebih seperempat partisipan mengakui kalau mereka berperan menghambat kemandirian anak saat beranjak remaja.

Hasil penelitian tersebut cukup menyedihkan. Menurut Sarah, mengasuh anak bukan sekadar memberi makan dan minum. Smart Mom juga harus bisa membimbing si Kecil dan menasihati mereka saat melakukan kesalahan. Selain itu, tak terlalu mencampuri urusan pribadi anak yang sudah remaja akan membantu pengembangan identitas mereka.

Mencegah kesenjangan dengan si Kecil

Pendapat serupa diungkapkan konsultan sekaligus psikiatri Rumah Sakit Manipal di Delhi, Bhagat Rajput. Menurutnya, anak yang gagal mempunyai kemandirian diakibatkan pula oleh kesenjangan generasi dengan orangtua. Hal tersebut dapat terlihat dari latar belakang keluarga, budaya, hingga selera.

Oleh karena itu, Rajput pun menganjurkan agar Smart Mom mampu memposisikan diri sebagai teman alih-alih sosok yang sering memerintah. Langkah tersebut akan membantu Smart Mom dianggap sebagai kawan oleh anak.

Rajput pun menambahkan orangtua harus mampu menciptakan kesempatan untuk memandu anak. Dengan begitu, si Kecil akan mendapatkan pengalaman dan rasa percaya diri saat berhasil menggapai tujuan atau keinginannya.


Kami menggunakan cookies untuk meningkatkan pengalaman Anda pada situs web kami, mempersonalisasi konten dan iklan, serta untuk menganalisis lalu lintas kami. Kami juga membagikan informasi tentang penggunaan Anda atas situs web kami dengan mitra periklanan dan analitik kami, yang dapat menggabungkannya dengan informasi lain yang telah Anda berikan kepada mereka atau yang telah mereka kumpulkan dari penggunaan Anda atas layanan mereka. Anda dapat menonaktifkan ini dengan mengubah pengaturan browser Anda, tetapi ini dapat memengaruhi fungsi situs web.

Dengan menggunakan situs web kami dan mengklik Accept, Anda menyetujui penggunaan cookies dan informasi pribadi sebagaimana diatur dalam Kebijakan Cookie kami.

Tolak Cookies Terima Cookies