Bagikan

Benar Nggak Sih Gula Bisa Sebabkan Anak Hiperaktif?

Diupload pada 17 December 2017, 06:44 AM Smart Life
Benar Nggak Sih Gula Bisa Sebabkan Anak Hiperaktif?

Smart Mom, pernah dengar istilah sugar rush? Istilah ini umumnya digunakan sebagai gambaran saat anak-anak terlalu banyak mengonsumsi glukosa hingga memiliki energi lebih untuk terus bergerak. Hal inilah yang membuat banyak orang menganggap gula bisa membuat anak hiperaktif.

Benarkah gula sebabkan anak hiperaktif?

Sudah lebih dari 20 penelitian berhasil membuktikan jika gula tidak terkait dengan perilaku. Menurut Mark Wolraich, M.D., kepala kedokteran anak di University of Oklahoma, mitos ini muncul karena kelakuan anak-anak yang cenderung banyak mengonsumsi makanan manis dan lantas menggila.

Mitos ini pun kemudian diperkuat dengan gagasan Benjamin Feingold, MD, dokter spesialis alergi, pada tahun 1973, lewat bukunya yang berjudul Diet Feingold, yang menyebut jika makanan berpengaruh besar pada perilaku anak-anak.

Dalam bukunya, Benjamin menyarankan pola makan  bebas  salisilat, zat pewarna makanan dan bumbu buatan untuk mengatasi anak hiperaktif. Walaupun tidak menyebut secara pasti kata gula, tapi dia menyarankan agar orangtua menjauhi zat penambah rasa aditif (termasuk gula rafinasi atau gula meja).

Walaupun begitu, penelitian-penelitian selanjutnya, salah satunya yang diterbitkan dalam Center for Science in the Public Interest, di Amerika, memastikan jika gula tidak ada kaitannya dengan perilaku anak, termasuk menyebabkan hiperaktif.

Penelitian lainnya terkait bantahan fenomena sugar rush datang dari sebuah penelitian jangka panjang (10 Tahun) yang dilakukan di Amerika. Lagi-lagi, gula dinyatakan tidak berkaitan dengan hiperaktif, walaupun ada sejumlah kecil anak yang mengalami efek peningkatan gerak setelah mengonsumsi gula.

Penelitian ini diterbitkan dalam Journal of American Medical Association, 22 November 1995, dengan cara meneliti beberapa aspek, diantaranya, jumlah gula yang dikonsumsi, efek gula yang dibandingkan dengan efek plasebo, dan pola makan anak.

Dengan kata lain, tudingan gula menyebabkan hiperaktif hanyalah mitos belaka. Namun perlu diingat, konsumsi gula secara berlebih pun sangat tidak disarankan. Alasannya, gula bisa menyebabkan obesitas, dan efek buruk lainnya bagi kesehatan.

Mengenai batas maksimal konsumsi gula, WHO (World Health Organization) menyarankan agar membatasi konsumsi gula anak-anak hingga 25 gram atau setara dengan 6 sdm per hari. Jumlah ini sama dengan yang disarankan AHA (American Heart Association) untuk anak usia 2-18 tahun.


Kami menggunakan cookies untuk meningkatkan pengalaman Anda pada situs web kami, mempersonalisasi konten dan iklan, serta untuk menganalisis lalu lintas kami. Kami juga membagikan informasi tentang penggunaan Anda atas situs web kami dengan mitra periklanan dan analitik kami, yang dapat menggabungkannya dengan informasi lain yang telah Anda berikan kepada mereka atau yang telah mereka kumpulkan dari penggunaan Anda atas layanan mereka. Anda dapat menonaktifkan ini dengan mengubah pengaturan browser Anda, tetapi ini dapat memengaruhi fungsi situs web.

Dengan menggunakan situs web kami dan mengklik Accept, Anda menyetujui penggunaan cookies dan informasi pribadi sebagaimana diatur dalam Kebijakan Cookie kami.

Tolak Cookies Terima Cookies