Bagikan

Benarkah Anak Yang Masuk Kelas Akselerasi Akan Cenderung Sulit Bersosialisasi?

Diupload pada 13 November 2017, 06:03 AM Smart Life
Benarkah Anak Yang Masuk Kelas Akselerasi Akan Cenderung Sulit Bersosialisasi?

Siapa sih yang nggak bangga saat anaknya berhasil masuk dalam kelas akselerasi. Sayang, dibalik kebanggan tersebut muncul mitos yang menyebut anak masuk kelas akselerasi akan cenderung sulit berosialisasi, terutama di lingkungan barunya. Benarkah itu?

Mengenai hal ini, Alzena Masykouri, M.Psi, psikolog dari lembaga psikologi Kancil, menyebut hal ini mungkin bisa terjadi. Tapi karena kebanyakan sekolah di Indonesia menerapkan kelas akselerasi dan bukan lompat kelas, mereka masih bisa bergaul dengan teman sebaya.

Lebih lanjut lagi, Alzena menerangkan jika kebanyakan sekolah yang menyelenggarakan kelas akselerasi, akan membuat satu kelas khusus, dimana di dalam kelas ini berisi anak-anak yang sudah lulus seleksi dengan jadwal belajar tersendiri.

Bisa saja ketika anak lainnya belum ujian, mereka yang duduk di program akselerasi sudah melaksanakan ujian. Dengan kata lain, 1 tahun masa belajar mereka digunakan untuk menuntaskan materi pelajaran selama 1,5 tahun.

Benarkah anak di kelas akselerasi lebih eksklusif?

Menurut Stefani Merdiningsih P, SPd, Kepala Kampus Ora Et Labora, ada syarat khusus yang wajib dipenuhi oleh mereka yang ingin masuk kelas akselerasi, yaitu memiliki IQ minimal 130 disertai dengan berbagai prestasi, punya motivasi dan kreativitas yang tinggi.

Dengan kata lain, murid di kelas akselerasi merupakan anak-anak dengan kemampuan spesial. Jika Si Kecil tidak memiliki spesifikasi di atas, Stefani menyarankan agar dia tidak masuk kelas akselerasi.

Sementara untuk masalah pergaulan, anak-anak di kelas akselerasi punya waktu yang lebih padat dengan jadwal belajar yang lebih panjang. Hal inilah yang membuat mereka sulit menyempatkan diri untuk bermain dengan anak-anak di kelas reguler.

Di sisi lain, jadwal yang sangat padat dan beban ekspektasi yang sangat tinggi, membuat mereka merasa senasib sepenanggungan. Alhasil, mereka akan bersatu untuk sekedar saling menguatkan dan saling mendukung.

Apa yang harus dilakukan Smart Mom?

Mengenai hal ini, Smart Mom harus mendukung penuh Si Kecil agar tetap merasa nyaman berada di kelas yang spesial ini. Selain itu, jangan terus memaksa mereka belajar, atau memaksa mereka ikut bimbingan belajar tambahan. Hal tersebut akan membuat bebannya semakin besar.

Selain itu, Psikolog Pendidikan Karina Adistiana M.Psi, beberapa lembaga bimbingan belajar hanya mengutamakan trik menyelesaikan soal, bukan mengajari anak memahami materi. Jelas, kekurangan ini sangat tidak cocok buat Si Kecil yang lebih butuh memahami pelajaran ketimbang cari jawaban.

Berikan Si Kecil kebebasan waktu untuk bermain dengan anak-anak lainnya di lingkungan tempat tinggal, dan sesekali biarkan mereka bermain games atau melakukan hal-hal yang menyenangkan, untuk mencegah dan mengatasi stres karena pelajaran.

Menurut dr. Nina Amelia Gunawan, dalam artikelnya di situs meetdoctor.com, bermain dan melakukan hal yang menyenangkan, merupakan salah satu cara untuk mengatasi stres pada Si Kecil.


Kami menggunakan cookies untuk meningkatkan pengalaman Anda pada situs web kami, mempersonalisasi konten dan iklan, serta untuk menganalisis lalu lintas kami. Kami juga membagikan informasi tentang penggunaan Anda atas situs web kami dengan mitra periklanan dan analitik kami, yang dapat menggabungkannya dengan informasi lain yang telah Anda berikan kepada mereka atau yang telah mereka kumpulkan dari penggunaan Anda atas layanan mereka. Anda dapat menonaktifkan ini dengan mengubah pengaturan browser Anda, tetapi ini dapat memengaruhi fungsi situs web.

Dengan menggunakan situs web kami dan mengklik Accept, Anda menyetujui penggunaan cookies dan informasi pribadi sebagaimana diatur dalam Kebijakan Cookie kami.

Tolak Cookies Terima Cookies