Bagikan

Kendaraan Listrik Pasti Ramah Lingkungan, Benarkah?

Diupload pada 22 December 2022, 12:50 PM Smart Life
Kendaraan Listrik Pasti Ramah Lingkungan, Benarkah?

Di sejumlah negara, termasuk negara kita, kendaraan listrik sudah mulai banyak melintas di jalanan. Kendaraan listrik ini dipercaya ramah lingkungan sehingga akan membuat lingkungan kita menjadi lebih bersih dan nyaman. Tapi, apakah mobil listrik benar-benar ramah lingkungan? Berikut adalah penjelasannya. 

 

Tidak sama dengan kendaraan berbahan bakar bensin atau solar, mobil listrik menggunakan baterai sehingga banyak yang mengira kendaraan listrik tidak menghasilkan emisi sama sekali. Anggapan ini tidak sepenuhnya benar karena kendaraan listrik juga ternyata menghasilkan emisi. Dilansir dari laman Tempo, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan penggunaan mobil (kendaraan) listrik bisa mengurangi emisi karbon CO2 hingga 50 persen. 

 

Darmawan mencontohkan apabila memakai 1 liter bensin, maka emisi yang dikeluarkan 2,4 kilogram CO2, yang setara dengan 1,2 kwh listrik. Sedangkan apabila memakai energi listrik 1,2 kwh, jika listriknya memakai bahan bakar dari batu bara, maka 1 kwh menghasilkan emisi 1 kg CO2. Alhasil, dengan listrik dari pembangkit listrik batu bara menghasilkan hanya 1,2 kg CO2 ekuivalen per 1 liter bensin.

 

Jadi jika melihat informasi di atas, harus diakui kendaraan listrik jauh lebih ramah lingkungan dan bisa membuat udara di area pemukiman dan area lainnya, menjadi lebih bersih dan sehat.  Tetapi sayangnya, kendaraan listrik sampai saat ini belum bisa dikatakan benar-benar ramah lingkungan karena pengisian ulang daya baterainya masih butuh listrik yang berasal dari pembangkit listrik yang belum ramah lingkungan seperti pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara. 

 

Kalau sumber listrik utamanya masih dari PLTU, maka bisa dikatakan kendaraan listrik juga masih menyumbang emisi. Agar benar-benar ramah lingkungan, sumber energi utama yang dipakai mengisi daya baterai kendaraan listrik sebaiknya juga yang benar-benar ramah lingkungan, seperti menggunakan sumber energi dari PLTA (pembangkit listrik tenaga air), PLTB (pembangkit listrik tenaga bayu (angin)) dan tenaga surya.

 

Selain itu, bahan kimia yang ada di dalam baterai memiliki dampak pada lingkungan yang cukup signifikan. Kalau bahan kimia ini bocor ke saluran air, maka air tersebut bisa dipastikan akan tercemar.

 

Dari penjelasan ini bisa kita simpulkan bahwa kendaraan listrik bisa menjadi pilihan kendaraan yang lebih baik karena lebih ramah lingkungan jika dibandingkan dengan mobil berbahan bakar bensin. Tetapi harus diingat, mobil listrik belum benar-benar ramah lingkungan jika listrik yang dipakai untuk mengisi ulang daya baterai masih menggunakan sumber listrik yang tidak ramah lingkungan seperti PLTU. Tidak hanya itu, perlu juga dikaji lebih dalam tentang penggunaan bahan kimia dalam baterai yang bisa menyebabkan pencemaran lingkungan. 


Semoga ke depannya penggunaan kendaraan listrik bisa benar-benar bebas emisi dan lebih ramah lingkungan ya, Smart Mom! Bicara gerakan ramah lingkungan, yuk mulai sekarang mendukung kelestarian lingkungan dengan selalu menggunakan detergen yang ramah lingkungan yang formulanya bebas fosfat, seperti Attack Sensor Matic, Attack Hygiene Plus, dan Attack Plus Softener.


Kami menggunakan cookies untuk meningkatkan pengalaman Anda pada situs web kami, mempersonalisasi konten dan iklan, serta untuk menganalisis lalu lintas kami. Kami juga membagikan informasi tentang penggunaan Anda atas situs web kami dengan mitra periklanan dan analitik kami, yang dapat menggabungkannya dengan informasi lain yang telah Anda berikan kepada mereka atau yang telah mereka kumpulkan dari penggunaan Anda atas layanan mereka. Anda dapat menonaktifkan ini dengan mengubah pengaturan browser Anda, tetapi ini dapat memengaruhi fungsi situs web.

Dengan menggunakan situs web kami dan mengklik Accept, Anda menyetujui penggunaan cookies dan informasi pribadi sebagaimana diatur dalam Kebijakan Cookie kami.

Tolak Cookies Terima Cookies